. post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

We Write our FICTION

kita bisa menjadi Aktor,sutradara,dan produser dalam cerita kita sendiri ^.^

Background

B A C K G R O U N D

Pages

Part 4

"Senpai, selamat pagi...."

"Ah.. pagi... tunggu siapa kau?"

Gerbang sekolah di pagi hari, tiba -tiba seorang gadis berlari menghampiriku rambut peraknya yang berhamburan di tiup angin menimbulkan aura manis dari wajah seperti bonekanya yang tersenyum.



"Cih.. ini masih pagi tapi pengganggu sudah bermunculan..."

"Ap..apa?!.. itu jahat.. dan kamu lupa denganku?"

"Eh?...kita pernah bertemu?"

"Yuzuki Akira!! Senpai kamu lupa nama itu?!!"

"Ah!!.."

"ingat?..ingat?"

aku mencoba mengingatnya dan di saat yang sama dia justru memandangku dengan mata lebarnya ,dia menunjukan senyuman lucu sambil memandangnku, ah dia seperti seekor anjing..

"Ah maaf aku tidak ingat.."

Aku mengatakan itu , mendengarnya mata gadis itu  mulai berair sambil mengatakan "jahatnya" dengan nada seperti mau menangis...

"hanya bercanda kok, kamu gadis yang aku temui di kantin kan?"

"AH!!..Unn.!!."

 Um?, Dia menanggapi pertanyaanku dengan anggukan semangat, entah kenapa aku bisa melihat ekor yang bergoyang di belakangnya.

"Ano, Senpai.."

"Um?"

"Aku...."

".....?"

"Ah..ini tentang Saezaki Sagara"

"Sagara?... maksudmu brandalan yang datang kemarin?"

"Senpai mengingat orang seperti itu tapi melupakan gadis semanis diriku.."

Dia Cemberut?, aku sudah membuatnya marah? tapi kenapa?..ah yang lebih penting kau benar-benar percaya diri menyebut dirimu sendiri manis, baik untuk yang satu itu aku setuju.~.

"Kau marah?"

"Aku tidak marah, huh!!"

"......"

 Jelas kau marah!! Terserah, sebaiknya aku cepat-cepat menjauh darinya..

"Huh?,, Haa!! senpai tunggu...kita belum selesai bicara!!"

"Katakan dan cepat tinggalkan aku"

"Aaaa~apa benar senpai memukuli Saezaki Sagara dan gerombolanya sendirian?"

"Ya.."

"Eh?!! se, serius?.. tapi mereka cukup terkenal karena sering mengalahkan geng brandalan yang lain lho!!?"

Aku sudah menjawab yang perlu di jawab, jadi, aku tidak perlu menanggapi yang terakhirkan?..sudah kuduga lebih baik aku segera meninggalkan gadis ini sekarang,

"AAA~Se,senpai.."

tapi dia masih saja mengejarku,

"Apa lagi?"

"i.itu.."

"kau ingin bertanya tentang apakah benar aku adalah Survivor dari SAO ? jika itu benar maka jawabanya  adalah "ya", aku adalah salah satu dari orang-orang yang sudah menghabiskan 2 tahun hidup mereka untuk terus bertarung di dunia itu, jadi pergi dan berhentilah mengikutiku.."

"Se,Senpai!!"

Meninggalkan gadis itu aku berjalan cepat menuju kelas ah sekarang dia memasang wajah sedih sambil melihatku, .Memejamkan mataku aku mencoba mengabaikan gadis itu itu .Aku mempercepat langkahku ,lagi pula  terlalu lama dengan gadis itu akan membuatku menarik perhatian. Beberapa saat kemudian, sesaat setelah aku sampai di kelas hal buruk lain sudah menunggu..

"Kotonoha-kun?!!"

Mariya berdiri di depan pintu sambil menatapku dengan wajah gelap ,sekali lagi, aku lupa jika ada orang merepotkan lain di kelasku, ah dia marah, kenapa pagiku benar-benar kacau~

"Ah,,, Mariya san selamat pagi"

mencoba untuk seminimal mungkin menyapanya, aku segera melewatinya tapi dia segera mengikutiku..

"Ko,Kotonoha kun, gadis itu, gadis berambut perak itu, si,siapa dia?"

"Unn?"

Gadis berambut perak?.. ah maksudnya si gadis Yuzuki itu?jadi dia melihatnya? apa aku harus mengatakan pembicaraan kami?, ah sebaiknya tidak..entah kenapa aku merasa keadaan ini akan menjadi semakin buruk jika aku katakan

"........?"

memandangku dengan tatapan yang seolah berkata "jika kau tidak mengatakanya aku tidak akan melepasmu" dia berhenti di depanku, dan aku yang menyadari arti dari tatapan itu...

"hubunganku dengan gadis itu, itu bukan urusanmu"

hanya itu yang bisa aku katakan pada mariya. Mendengar jawabanku ekspresi tegasnya mulai memudar, dalam hatiku aku minta maaf atas kata-kata yang aku ucapkan, tapi, ini adalah cara yang terbaik. Aku tahu jika Mariya adalah orang yang baik tapi jika dia terlalu dekat denganku mungkin suatu saat nanti dia akan terkena masalah karena aku.

Di takuti dan di jauhi, kesepian dan tertekan setelah aku keluar dari dunia itu, itu adalah apa yang aku rasakan, terkadang aku merasa dunia dimana penghuninya di paksa untuk terus bertarung di dalamnya tidak lah jauh buruk dari dunia ini, aku tetap merasakan rasa sakit karena kesepian dan pandangan takut dari orang-orang di sekitarku, mereka selalu mengatakan aku adalah orang yang sudah di latih untuk menjadi pembunuh di dunia itu, meski aku telah memutuskan untuk terus bertahan dan membuktikan bahwa mereka salah, tapi hingga saat ini, bahkan tidak ada satupun perubahan.

Aku yang sudah pernah merasakan rasa sakit seperti itu, aku hanya tidak ingin ada orang lain di dekatku yang merasakan hal yang sama terutama jika itu disebabkan karena dia terlalu dekat denganku. Karena itu, akan lebih baik jika aku membuat Mariya menjauhiku secepat mungkin sebelum semuanya terlambat.

"Hoi Kotonoha!!"

Dan saat aku sedang memikirkan itu. seorang laki-laki tiba-tiba berteriak padaku ,  itu adalah Yamada Daisuke teman sekelasku.. dari ekspresi yang dia buat sepertinya dia tidak suka dengan apa yang aku katakan pada Mariya. Mendekat kearahku Yamada menatapku dengan tatapan tajam , satu-satunya yang ada di dalam tatapan itu hanyalah perasaan dingin dan kemarahan ,kemudian tanpa aku sadari Yamada mengarahkan sebuah pukulan padaku tanpa ragu-ragu, namun sebelum pukulan itu mengenaiku Mariya berdiri di depanku untuk menghalanginya.

"Ma,Mariya san!!"

"Yamada San, sudah cukup.."

"Tapi, Mariya san, orang ini, si brengsek ini, dia menganggapmu sebagai pengganggu aku tidak bisa terima itu."

mengatakan itu dia masih menatapku tajam, itu menyebalkan..menanggapi hal itu aku berbalik ke arahnya kemudian mendekati Mariya..

"Yah sayangnya dia memang pengganggu.."

Aku mengatakan itu sambil berlalu melewati mereka.Yamada yang tidak bisa menahan kemarahannya mencoba mengejarku , tapi Mariya menahanya..

Mungkin di mata mereka aku adalah si brengsek yang menyebalkan, dan aku juga menyadari hal itu tapi tetap saja aku benar-benar tidak bisa mengerti, kenapa Mariya terus membelaku. Kenapa dia tidak marah ketika aku mengatakan hal yang buruk padanya.Ah kupikir aku juga tidak akan menemukan jawabanya meski aku memikirkanya dengan kera,  menyadari hal itu pada akhirnya aku mengabaikan perasaanku, aku duduk di bangkuku dan hanya memandang keluar jendela melihat dunia ini bergerak dengan ritme yang membosankan, beberapa saat kemudian Yukihira sensei mememasuki kelas dengan senyum seperti biasanya, tapi senyum itu tidak meberikan perasaan apapun padaku karena aku harus mengikuti pelajaran dengan banyak kebencian tertuju padaku dari siswa di kelas ini...haaahh hari ini benar-benar menyebalkan


beberapa jam kemudian pelajaran pertama selesai, setelah melihat Yukihira sensei keluar dari kelas aku bergegas berdiri, kali ini Mariya tidak melakukan apapun?..Apa dia marah karena kelakuanku pagi ini? ah tentu saja kenapa aku harus menanyakan hal itu, Menyadari Mariya tidak menyapaku seperti biasanya entah kenapa aku merasa sepi, tapi itu adalah yang terbaik untuku juga untuk Mariya sendiri.

 Bersiap meninggalkan kelas untuk menuju kantin, namun saat aku berjalan tiba-tiba kelas ini menjadi gaduh dan entah kenapa wajah Sagara muncul di pikiranku.. jangan bilang brandalan itu kembali lagi..Ah aku merasa lelah hanya dengan membayangkan hal itu..tapi apa yang muncul dari balik pintu bukanlah seperti apa yang aku pikirkan , karena itu adalah seorang gadis mungil berambut perak dengan wajah seperti boneka..dengan wajah malu-malu dia mengintip dari balik pintu.

 "Wooo.. itu Yuzuki-Chan!!"

salah seorang siswa berteriak seperti itu saat melihat siapa yang berada di balik pintu ,gadis itu, itu adalah Yuzuki Akira gadis yang menemuiku pagi ini, mendengar siswa itu berteriak , siswa lain langsung memusatkan arah dimana siswa itu menunjuk. Melihat siapa yg ada disana wajah mereka menjadi memerah di ikuti dengan senyum senang,, bahkan siswa perempuan juga melakukan hal yang sama, mereka mulai mengatakan " manisnya" dan  "lihat-lihat dia sangat cantik".... apa si gadis Yuzuki seterkenal itu? bahkan sampai di kelas 2? aku hanya bisa melihatnya dengan mata terbuka lebar karena banyaknya orang yang mulai mengelilingi anak itu, ah aku mendengar teriakan takut dari anak itu..mungkin sebaiknya aku segera keluar dari sini sebelum dia membuat masalah, tapi ketika aku memutuskan hal itu..

"Aa~Senpai...."

Dia melihatku?!!..


"Se,senpai jangan lari..to,tolong"

Maafkan aku tapi aku tidak mau berurusan denganmu untuk saat ini..berjuanglah untuk keluar dari sana..dengan cepat aku segera meninggalkanya..

"Senpaaaaaiiiiii"

Dari kejauhan aku mendengar teriakan Yuzuki yang seperti mau menangis

Part 5

Yuzuki Akira, gadis manis berdarah campuran jepang itali, Nama aslinya adalah Yuzuki Charlotte Akira, mungkin benar jika nama itu terdengar aneh bahkan Akira mengakuinya. Karena itu dia lebih suka menuliskan namanya dengan Yuzuki akira saja.

Sejak kecil Akira merasa tidak percaya diri dengan penampilanya. Rambut perak yang dia warisi dari ibunya selalu menarik prhatian dari teman-temanya, meski wajah khas Asia timur yang dia miliki memberinya kesan manis tapi itu benar-benar kontras dengan rambut perak yang dia miliki.

Karena itu sejak kecil Akira selalu di jahili oleh teman-temanya.Tapi, suatu hari ketika dia berada di sekolah dasar seseorang mendekatinya, seorang gadis cantik yang sedikit lebih tua dari Akira mungkin dia adalah kakak kelasnya. Dengan rambut coklat seperti karamel, Akira hanya bisa mengatakan jika dia sangat cantik yang bahkan membuat Akira berdebar hanya dengan melihat senyumnya. Senyuman lembut yang penuh dengan kehangatan, itu adalah pertama kalinya Akira melihat senyum seperti itu, senyum dari orang pertama yang menganggapnya normal tanpa mempedulikan bahwa Akira berbeda, senyum dari orang pertama yang mengatakan bahwa Rambut yang selalu Akira benci sangatlah indah. Sikap terbuka dan bersahabat gadis itu sudah membuat hati Akira terbuka untuk pertama kalinya, juga membuat hubungan mereka sangat dekat bahkan  setelah mereka bepisah saat kelulusan. Meski terpisah jauh mereka masih menyempatkan berhubungan melalui Video Call.

Tapi 4 Tahun yang lalu, tepat 3 hari setelah ulang tahun Akira ,gadis itu menghilang .Akira terus mencari dan mencari hingga akhirnya Akira menemukan gadis itu, tapi ketika dia melihat kembali sahabat yang dia khawatirkan,Seorang sahabat yang sudah dia anggap seperti seorang kakak, orang yang akira cari sudah tergeletak di sebuah rumah sakit dengan benda kelabu melekat di kepalanya, benda dingin yang hampir membuat Akira tidak bisa melihat wajah cantik dari gadis yang sangat ingin ia temui " Nerve Gear".

Part 6

Atap sekolah, setelah di sibukan dengan keruman siswa yang ingin melihat Akira dari dekat ,Tiba-tiba sebuah tangan menarik lengan mungil akira keluar dari kerumunan,setelah memarahi siswa-siswa yang mengerumuni Akira ,akhirnya orang itu dengan paksa membawa Akira keatap sekolah dimana tidak akan ada satupun yang menyadari keberadaan mereka, setelah beberapa saat mengalami kebingungan Akira akhirnya berhasil memandang kearah orang yang menariknya, dan siapa yang berada didepanya adalah seorang gadis cantik berambut hitam dengan wajah seperti boneka bisque,,

"Eh?"

"Er,.. namamu Yuzuki Akira kan?"

"Aaa.. y,ya...namaku Yuzuki Akira,,ano Se,senpai?.."

Memiringkan kepalanya Akira bertanya pada gadis cantik di depanya yang memasang wajah dingin pada Akira.

"Mariya Momoka..."

 Mariya Momoka salah satu dari 2 gadis cantik yang di sebut sebagai "Dewi " tentu saja Akira tahu tentang orang ini meski ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan Momoka tapi kesan pertama yang Akira dapat ketika melihat momoka adalah "sangat cantik" bahkan melebihi apa yang Akira bayangkan, kecantikan yang bahkan cukup untuk membuat Akira yang juga sesama perempuan  merona hanya dengan melihat wajah gadis di depanya. tapi Akira segera kembali dari lamunanya ketika Momoka bicara..


"Ah, maaf karena telah membawamu kemari secara tiba-tiba...ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan"

"Ah?...unn.."

menanggapi perkataan momoka Akira hanya bisa mengangguk..

"Umm Yuzuki san kan?..sebenarnya aku hanya ingin tahu.. umm..Kotonoha-kun, apa hubunganmu dengan orang itu?"

"Kotonoha kun?"

Akira memiringkan kepalanya pada pertanyaan Momoka , yah, Akira belum mengetahui nama dari laki-laki sedang ia cari, laki-laki berambut dan bermata hitam seperti malam dengan wajah manis yang akan mengingatkan siapapun yang memandangnya dengan seekor kelinci berbulu hitam, Yang Akira tahu hanyalah bahwa orang itu adalah salah seorang yang telah berhasil selamat dari game kematian Sword Art Online..

"Aaa..dia, kamu ingat laki-laki yang kamu temui pagi ini..."

".....um?..Senpai yang mirip seperti kelinci itu?"

"eh? kelinci?.."

"unn.. senpai yang selalu memasang wajah suram itukan?"

Ah, aku tidak tahu jika kotonoha kun terlihat seperti kelinci tapi jika bermuka suram, mungkin hanya dia satu-satunya yang berwajah seperti itu, pikir Momoka.

Momoka mengangguk pada pertanyaan Akira.

"Jadi Yuzuki san?..."

"Kupikir kami tidak memiliki hubungan sama sekali , aku hanya ingin menanyakan sesuatu pada orang itu, sesuatu yang harus aku tahu, karena aku ingin membuktikan kesalahan orang-orang di sekelilingku selalu katakan mengenai orang yang aku sayangi, Aku hanya ingin memastikan bahwa apa yang aku dengar salah"

"orang itu?"

Muka Akira menjadi sedikit gelap saat dia mengatakan itu, Mungkin sebaiknya Momoka berhenti untuk bertanya , tapi kemudian Akira menunjukan sesuatu yang tersembunyi di kerahnya...

"Sebuah Liontin?"

Menerima itu Momoka melihat foto yang terpasang pada Liontin tersebut...

"Senpai yang itu selalu menghindar ketika aku mendekatinya, ah mungkin itu salahku karena aku terlalu gugup saat bicara dengan orang lain sehingga aku selalu memutar-mutar topik yang akhirnya hanya membuat bingung.. Jadi, Senpai.. kumohon aku ingin bicara dengan dia sekali lagi, dengan Kotonoha Senpai...meski mungkin dia tidak akan mengetahui apapun tentang orang yang aku tanyakan tapi setidaknya..."

"Apa ini tentang game kematian itu?"

Akira menjadi diam mendengar pertanyaan momoka, Melihat itu Momoka menepuk kepala Akira dengan lembut.. sambil menunjukan sebuah senyum pada Akira, Momoka berkata..

"Serahkan padaku..."

Part 7

30 menit setelah pelajaran terakhir selesai, melewati beberapa persimpangan terlihat seorang gadis dengan erat memeluk lengan laki-laki di sampingnya, orang-orang akan berpikir jika mereka adalah sepasang kekasih yang sedang menghabiskan waktu luang mereka sepulang sekolah . Dengan cepat si gadis menarik laki-laki di sampingnya sambil tersenyum seperti seorang anak manja yang menarik orang tuanya, membuat aura manis dari mereka berdua terlihat seperti bunga yang bertebaran kemanapun mereka berjalan

Namun....

"Kotonoha kun berhentilah meronta atau aku akan mematahkan lenganmu"

"....."

mengatakan itu sambil memasang senyum manis Momoka menyeret Taito, Taito hanya bisa diam dan menuruti perkataan gadis di depanya. Meski taito sebenarnya ingin segera melepaskan diri dari situasi ini secepatnya tapi Taito tidak bisa melepaskan tangan kanannya yang di peluk erat oleh Momoka, mungkin jika Taito sedikit lebih kasar menggerakan tangan kananya dia bisa saja lepas, tapi Taito tidak mau mengusik 2 buah bukit yang menjebak lenganya.

"Se,setidaknya kau tidak perlu memegang tanganku seperti ini kan?"

"Ah?.. tapi dengan posisi ini aku bisa memegangmu lebih erat.."

Bukan itu masalahnya!!. Taito berteriak dalam pikiranya, tapi melihat ekspresi kacau Taito Momoka justru tersenyum dan mempererat pegangnya, membuat dua buah bukit yang membuat Taito panik semakin menekan lenganya...' Uwah!! jika Columbus benar-benar sudah berkeliling dunia kenapa dia tidak pernah menuliskan tentang keberadaan bukit berbahaya seperti ini' hal itu membuatTaito mengigau aneh yang membuat Momoka semakin bingung memandangnya.

Setelah beberapa saat berjalan akhirnya mereka berhenti. Tempat mereka berhenti adalah sebuah restoran keluarga yang berada cukup dekat dengan rumah Taito, Taito  menghela nafas lega mengetahui hal itu, tapi kemudian ingatan tentang beberapa saat yang lalu ketika tiba-tiba Momoka mendekap lengan kananya dan menyeretnya dengan paksa sambil membuat senyum manis yang entah kenapa membuat Taito ketakutan memasuki kepalanya..dan yang lebih buruk adalah, ketika Taito melihat ekspresi teman sekelasnya yang terlihat seperti seorang pembunuh..

"Ah, aku tidak tahu harus berbuat apa setelah ini"

"Hm? Kotonoha Kun kamu mengatakan sesuatu?"

"tidak, bukan apa-apa"

Melihat Momoka yang benar-benar tidak menyadari bencana yang sudah dia buat Taito hanya bisa memalingkan wajah suramnya..

Di dalam Restoran, tempat ini harusnya tidak terlalu buruk untuk di katakan tempat yang nyaman,  lantai papan dan kertas dinding yang memberikan suasana tentram membuat suasana rumahan di tempat ini benar-benar kental,  melihat di sekelilingnya Taito menyadari jika tempat ini cukup ramai, selama ini Taito selalu melewati tempat ini ketika berangkat dan pulang sekolah tapi dia tidak menyadari jika restoran ini cukup ramai di kunjungi.

Mengikuti Momoka yang terus menariknya Taito menuju sebuah meja yang berada di sebelah jendela, dan di sana Taito melihat seseorang duduk di sebuah kursi, sepertinya orang itu sedang menunggu mereka. Cahaya yang masuk melalui jendela membuat Taito hanya bisa melihat orang itu sebagai Silouete. kemudian ketika Taito sudah cukup dekat dengan orang yang menunggunya Taito berhasil melihat siapa yang berada di sana, ya itu adalah Yuzuki Akira yang sedang duduk sambil memegang sebuah cangkir, memandang Taito dengan senyum yang entah kenapa terlihat hampa bagi Taito dia mengatakan "selamat datang"

"Di,dia?!!.. Mariya san..kenapa..?"

"Hmm?,, aku tidak akan mengatakan apapun,  karena ini adalah urusan kalian.."

Mariya mengatakan itu sambil membawa Taito ke kursi di depan Akira dan memaksanya duduk di sebelahnya..

"Sejujurnya aku juga penasaran dengan masalah ini, jadi maaf jika aku juga ingin mendengarnya"

"......"

Abaikan dia,Taito mengatakan itu di dalam pikiranya, kemudian dia memandang pada gadis berambut perak di depanya, ah kupikir aku sudah menjawab semua pertanyaanya pagi ini, pikir Taito

"Jadi, masih ada hal yang ingin kau tanyakan?, kupikir aku sudah menjawab semua pertanyaanmu.."

"Bu, bukan seperti itu.. aku,.."

Perkataan Akira tiba tiba berhenti, Akira menyadari jika dia mulai mengalihkan topik pembicaraan, hal yang selalu terjadi ketika dia sedang gugup, karena dia tahu kebiasaan buruknya mulai mengambil alih dirinya akhirnya dia memutuskan untuk berhenti bicara dan kemudian mengambl nafas dalam..

"Benar, ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan padamu senpai.."

untuk pertama kalinya, Taito melihat ekpresi serius dari Akira, mungkin lebih tepat jika dikatakan ada sedikit perasaan gelap pada ekspresi gadis cantik di depanya,

"Jadi apa yang ingin kau tanyakan?"

"Unn.. aku ingin menanyakan tentang seseorang yang dulu pernah terperangkap dalam game yang sama denganmu.."

"..kenapa kau ingin menanyakan itu?"

"mungkin bagimu ini hanyalah pertanyaan tidak berguna.. dan itu mungkin benar , karena aku hanya ingin membuktikan bahwa apa yang aku dengar salah.."

"Apa kau sudah bertanya pada Survivor lain?"

"Ada beberapa tapi aku tidak menemukan satupun jawaban"

"Hanya karena ingin tahu dan kau sampai berusaha sekeras itu?"

Melihat bagaimana Taito dan Akira saling bertukar pertanyaan, Momoka mulai merasa suasana di sini menjadi agak kaku, jujur Momoka tidak suka suasana seperti ini, tapi untuk saat ini dia merasa akan lebih baik jika dia diam.

"....."

"Hey, kau tahu siapa nama yang dia gunakan dalam game.."

"Ah?.. itu.."

Akira menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Taito, dan Taito mulai menghela nafas melihat hal itu.

"haaaahh~ sudah kuduga, bagaimana aku bisa tahu siapa orang yang kau maksud jika kau tidak tahu nama yang orang itu gunakan di dalam SAO..lagi pula, apa kau akan benar-benar menanyakan hal ini pada semua SAO survivor? di lihat dari manapun itu adalah hal tergilayang pernanh aku dengat"

Mendengar jawaban itu Akira menurunkan pundaknya, walau bagaimanapun apa yang Taito katakan benar, Karena Akira tidak mengetahui nama dari orang itu di dalam game Akira tidak bisa mendapat informasi yang sedang dia cari dan apakah dia benar-benar harus menanyakan hal ini pada semua SAO survivor yang mencapau 6000 orang?..Tapi Akira tidak menyerah begitu saja, Melihat taito yang memandangnya Akira menunjukan Liontin yang tersembunyi di kerahnya..

"Tapi aku punya ini..."

"Orang ini..."

Melihat liontin yang Akira tunjukan Taito mendekatkan wajahnya..dan ketika Taito melihat siapa yang ada dalam gambar tersebut..wajah Taito menjadi gelap..karena dia mengetauhi siapa orang did alam foto tersebut.
terima kasih karena SAO membuat playernya menggunakan wajah asli mereka .

"..... aku hanya akan mengatakan bahwa orang ini benar-benar bodoh dan Idiot.."

mendengar perkata dari laki-laki di depanya, perasaan marah dihati Akira tiba-tiba memuncak..

"Tarik kembali kata-katamu!"

"Gadis lemah yang sok kuat, menyebalkan dan sok tahu.. tidak peduli dari manapun kau melihatnya dia benar-benar IDIOT"

"HENTIKAN!!"

Bersamaan dengan suara keras dari tangan Akira yang memukul meja, Akira mengatakan itu. Menatap tajam pada Taito yang diam , kemudian Akira menggenggam kerah Taito..membuat mereka menarik perhatian dari pengunjung di sekitar mereka.

"Tarik kembali.. TARIK KEMBALI BRENGSEK!!"

Airmata mulai mengalir dari sudut mata akira..

"Aku tidak akan menarik kembali kata-kataku..."

Melepaskan kerahnya dari tangan Akira ,Taito berdiri dan meninggalkan meja tersebut.

"Ah, Kotonoha kun..!!"

Momoka ingin menghentikan taito, tapi entah kenapa dia merasa ada jarak diantara mereka yang tidak bisa Momoka gapai, Momoka tahu jika dia harus menghentikan Taito dan membuatnya minta maaf pada Akira , tapi, tubuhnya tidak mau bergerak..Momoka, entah kenapa dia merasa dia tidak akan bisa melakukan apapun, kemudian Momoka mengalihkan pandanganya pada Akira yang merundukan kepalanya, ..Momoka berpikir , apa yang harus dia lakukan saat ini?...

"Tapi, Dia bukan orang jahat.. dari semua orang yang pernah aku temui di dunia itu.. dia adalah satu-satunya orang bisa membuatku mengaguminya..."

Tiba -tiba Taito mengatakan itu sebelum dia meninggalkan Momoka dan Akira...Akira yang mendengar kata-kata Taito dengan cepat berdiri..

"Senpai?"

Dia ingin mengejarnya, dia ingin lebih tahu arti kata-kata yang Taito katakan, tapi, Taito sama sekali tidak mempedulikan Akira. Melihat Taito pergi Akira menunduk, dia berpikir apa yang harus dia lakukan apa dia harus mengejarnya? tapi setelah apa yang dia katakan pada Taito , Akira tidak tahu ekspresi apa yang harus dia tunjukan di depan orang itu..tapi walau bagaimanapun dia harus tahu arti kata-kata Taito ,

"Ara...aku tidak menyangka bisa bertemu dengan " Berserker.." disini"

Ketika Akira akan mengejar Taito, tiba-tiba seseorang mengatakan itu dari meja yang berada di sebelah Akira, mendengar itu Akira dan Momoka mengarahkan pandangan mereka ke arah suara itu dan disana seorang gadis duduk sambil menatap Taito yang keluar dari toko..

"Hoo..ternyata dia memiliki gadis-gadis manis di sekitarnya..."

"......."

Momoka dan Akira terdiam...disana seorang gadis sedang duduk sambil menikmati minuman dalam cangkirnya, rambut merah yang dibiarkan terurai di pundaknya memberikan kesan dewasa dari penampilanya..berdiri dia mendekat pada Akira dan Momoka.

"Ah.. perkenalkan namaku Tatenashi Azusa...Ara benda itu"

Gadis bernama Azusa tersebut kemudian melihat kearah liontin yang Akira bawa..

"Uhm.. benda itu.. boleh aku melihatnya.."

"......."

Tanpa mempedulikan Akira yang menolak ,gadis itu menarik tangan akira medekat untuk melihat foto yang ada di dalamnya..

"Pantas saja dia bersikap seperti itu, "

"Ah?!!.."

Mendengar itu Akira memasang ekspresi terkejut..kemudian gadis didepan Akira melanjutkan

"Ara?.. Kau ingin tahu?. Umm..bagaimana aku harus mengatakanya ,meski aku tidak begitu mengenalnya tapi aku tahu orang ini.. karena aku juga Survivor dari dunia itu.. hmm.. bagaimana dengan secangkir Capuccino dan aku akan menceritakan sesuatu yang menarik padamu?."

Part 8

Berjalan melalui jalanan Sepi Taito berhenti di depan rumah dimana dia tinggal.

".....Aku tidak menyangka akan melihat wajahnya sekali lagi..."

meski hampir tidak terlihat tapi Taito menampilkan sedikit ekspresi sedih sebelum memasuki gerbang rumahnya.

"..Si bodoh itu..."

    Hari ini Taito benar-benar tidak menyangka bahwa dia akan melihat wajah dari sesaeorang yang sudah dia lupakan. Di dunia itu, di dunia dimana sebuah pedang bisa menentukan hidup manusia, di dunia itu Taito selalu berpikir jika dia harus terus bertarung untuk bertahan dan tidak boleh kalah dengan dunia itu. Taito selalu berpikir bahkan jika dia harus membunuh manusia selama itu bisa membuatnya keluar dari dunia itu , itu tidaklah masalah. Tapi apa yang terjadi dalam penyergapan Laughing Coffin benar-benar membuatnya paham bahwa membunuh tidaklah sesederhana itu. Untuk pertama kalinya Taito menyadari sebuah rasa sakit ketika menyakiti orang lain, rasa sakit yang tidak akan pernah bisa hilang, rasa sakit yang bahkan membuat Taito menyerah untuk terus bertarung. Hingga akhirnya Taito memilih untuk kembali ke lantai dasar Aincrad  "Starting City"

   Namun, di kota yang bahkan sudah di buang oleh kebanyakan Player itu Taito justru mendapat kembali hidupnya, meski Taito tetap memutuskan untuk berhenti bertarung di garis depan tapi dia merasa nyaman di tempat itu, cukup nyaman bahkan membuatnya berpikir "tidak masalah jika dia terus terperangkap di dunia itu". Di tempat itu, di sebuah kuil dimana para player di bawah umur tinggal bersama para relawan yang memutuskan untuk mengurus anak-anak tersebut. Taito bertemu dengan seseorang yang telah mengubah hidupnya. pertemuanya dengan gadis itu benar-benar telah membuatnya mengerti bahwa di dunia itu bukan hanya ada kebencian. Namun hal itu berakhir ketika peristiwa itu terjadi, ketika pedang yang selalu Taito percayai tidak mampu melindungi orang yang paling dia sayangi, memikirkan hal itu tiba-tiba sebuah ingatan terblesit didalam kepala Taito, ingatan tentang saat dimana sebuah pisau dari orang berjubah hitam mencabik orang yang dia cintai membuat semua yang dia pandang menjadi merah karena keadaan mentalnya yang semakin kacau, kemudian..

"AH!? Taito..ja,jangan berdiri didepan pintu kau membuatku takut tahu.."

Tiba-tiba Reina membuka pintu sambil membawa sebuah sapu, dari mukanya yang memucat Taito sadar jika Reina ketakutan karena dia menganggap Taito yang berdiri di depan pintu sebagai orang asing karena Taito tidak segera masuk ke dalam rumah

Menyembunyikan ekspresinya sebaik mungkin agar tidak membuat kakaknya khawatir Taito berjalan memasuki rumah.

".. Ta,,Taito.."

"hmm?"

Tapi sepertinya Reina jauh lebih peka dari yang Taito kira, berpaling kearah Reina Taito tersenyum ,membuat wajah sedih yang tadi dia tunjukan menghilang..

"...?"

"Aaa..tidak..tidak apa-apa.."

Melihat ekspresi Taito yang sudah berubah, Reina menggelengkan kepalanya . Sambil mengikuti Taito menuju ruang makan Reina terus memandang punggung adik kesayanganya 'mungkin hanya perasaanku' pikir Reina. Memasuki Ruang tamu Taito melihat sebuah Pizza besar sudah terhidang di meja makan..

"Pizza?"

"Aaa~ begini hari ini kamu pulang agak malam kan, jadi kakak pesankan pizza , lagi pula kamu pasti lelahkan?"

"um?..Unn.."

medengar itu Taito hanya mengangguk pelan..'Yah setidaknya aku bisa santai untuk malam ini' memikirkan itu Taito mengambil sepotong pizza kemudian memasukanya kemulut,  aroma keju menyebar ke seluruh mulutnya ketika dia mulai mengunyah makanan itu 'umm tidak buruk' di dalam mulutnya Taito merasakan saus tomat dan beberapa jamur yang memberikan rasa khas dari pizza yang dia makan , meski sebenarnya Taito lebih suka masakan jepang untuk makan malam dari pada Junk food tapi dia tidak bisa menolak pizza yang sudah Reina belikan ....

"Umm?!! aku mencium bau aneh..."

 Tiba-tiba Taito mencium bau aneh dirumah ini. Mengalihkan pandanganya ke sekeliling Taito memastikan apa yang terjadi.

"Eh?!! mu, mungkin hanya perasaan mu saja, karena hari ini kamu lelah mungkin hal itu membuatmu berhalusinasi.."

Reina menyangkal perkataan Taito dengan wajah kaku ' mencurigakan' itu yang Taito pikirkan, namun karena Taito merasa apa yang di katakan Reina mungkin benar jadi dia mengabaikan bau yang dia cium,

"Ah..aku lupa jika aku menyimpan puding melon di kulkas.."

"Aaa~ Taito Bi,Biar aku yang mengambilnya.."

"tidak,tidak.. Biar aku sendiri yang mengambilnya.."

"AAAA!!"

Tangan Reina tiba-tiba memengangi lengan Taito dengan erat ketika Taito akan berdiri.

"Nee chan?"

"Biarkan aku saja yang mengambilnya atau aku akan mati.."

"Huh?...Aaa~Nee chan~?"

"Biar aku yang mengambilnya!!.. "

'Ugh Sadako!!!' Melihat bagaimana Reina memegangi Taito seperti hantu, hanya itu yang bisa Taito pikirkan. Reina mencoba menarik Taito, tapi, ketika dia berdiri kakinya terbentur meja dan membuatnya terjatuh ke arah taito. Taito yang tidak sanggup menahan gerakan tiba-tiba itu terdorong kebelakang memasuki Dapur.

"Umm.. Nee chan.."

Wajah Taito menjadi gelap saat dia melihat keadaan dapur. Tempat ini terlalu kacau , banyak barang-barang berserakan dan beberapa hal juga terlihat ganjil terutama benda mirip tentakel gurita yang bergerak-keluar dari panci yang meletup.

"Nee-chan...apa yang sedang kau masak itu gurita?"

"Aaa.. itu, itu sup ayam dan rempah-rempah yang kubuat spesial untukmu.."

BOHONG!! bagaimana ayam bisa memiliki tentakel!!

"Umm.. tapi aneh, kenapa ayam bisa mengeluarkan tentakel setelah di masak dalam rempah-rempah?"

"........"

 Mendengar itu Taito hanya bisa menepuk kepalanya..'kakak bisa menciptakan makhluk aneh hanya dengan rempah-rempah dan ayam?' sambil menghela nafas Taito mengatakan itu dalam pikiranya. Tapi ketika Taito melihat Reina Taito menyadari plester luka yang berada di jari Reina..'Ah aku mengerti' Sepertinya Reina yang pulang lebih awal berniat memberi kejutan pada Taito dengan menyiapkan masakan kesukaan Taito, meski yang terjadi justru sebaliknya. Melihat usahanya yang sia-sia Reina akhirnya menyerah dan memesan Pizza ukuran besar untuk makan malam. Memahami Hal itu Taito tersenyum pada Reina.

"Umm Nee-chan?,, kau sudah memanaskan air?"

 Menanyakan itu Taito membantu Reina berdiri. Dan Reina mengangguk mendengar itu..

"Ah.. baiklah.. Nee-chan sebaiknya mandi duluan aku akan membersihkan ini semua.."

"Eh?...Ta,,ta,,tapi Taito..."

"Umm?... Nee-chan ingin membersihkan ini semua? entah kenapa aku merasa tempat ini akan semakin kacau jika Nee-chan melakukan itu.."

"Uuuu.."

Itu benar, mengingat bagaimana dia membuat tempat ini berantakan sebelumnya Reina hanya bisa mengakui hal itu benar..Reina hanya ingin menjadi seorang kakak yang baik untuk Taito, Memasakan sesuatu saat Taito pulang dan membuatkan bento saat Taito berangkat sekolah .Hanya itu yang dia ingin lakukan untuk Taito. Tapi, apa yang bisa Reina lakukan hanyalah mengacaukan semuanya...Reina benci dirinya yang seperti itu, kenapa dia tidak bisa menjadi seorang kakak yang lebih baik, memikirkan hal itu Reina menundukan kepalanya dia benar-benar ingin menangis , lalu, sebuah perasaan hangat menghinggapi kepalanya.

"uuh?"

Itu adalah tangan Taito yang mengusap kepala Reina. Di saat seperti ini , sebagai seorang kakak harusnya Reina mengatakan hal seperti 'Itu tidak sopan' atau 'kau tidak boleh melakukan hal itu pada orang yang lebih tua' Tapi saat ini Reina justru merasa nyaman dengan perlakuan itu..kemudian dia memandang  ke arah Taito, Melihat Taito tersenyum padanya Reina hanya bisa menurut

"Aku mengerti.."

Mengatakan itu Reina meninggalkan Taito. Taito yang melihat kakaknya pergi ke kamar mandi kemudian mulai membereskan sisa pizza yang berada di meja makan, mengambil tas yang kakaknya tinggalkan begitu saja di lantai Taito hanya bisa tersenyum.

"Hah.. Benar-benar kakak yang merepotkan,,"

Taito mengambil tas yang tergeletak di lantai sambil merapikan benda-benda yang beserakan keluar dari tas, dan di salam tas itu Taito melihat sesuatu yang seharusnya tidak ingin dia lihat..

"i...ini.."

Part 9

 Menanggalkan baju yang dia kenakan Reina memasukan tubuhnya ke dalam bak mandi. Perasaan hangat dari air panas yang mengaliri kulitnya memberikan perasaan rileks ketika dia menyandarkan punggunya.

"haahh"

tapi, Reina justru mendesah dengan penuh rasa putus asa, itu semua karena dia merasa gagal menjadi seorang kakak.. mengingat sore ini, ketika dia mengacaukan semuanya Reina benar-benar ingin menangis. Reina hanya ingin memasakan sesuatu untuk Taito tapi hal itu justru berakhir dengan kekacauan yang dia buat.

"haahhh"

sekali lagi dia mendesah. Dia berpikir, kenapa dia tidak memiliki keahlian sebagai seorang wanita bahkan jika itu hanya untuk Taito. Reina sangat ingin melakukan sesuatu untuk adik kesayanganya. tapi setiap kali dia melakukan sesuatu pasti hal itu hanya berakhir dengan kekacauan..

"Uuu.. baka.. baka..baka.. baka"

Sambil mengatakan itu Reina mengutuk dirinya sendiri. Andai saja dia bisa lebih baik dalam menangani pekerjaan rumah tangga, mungkin di akan bisa dengan bangga mengatakan bahwa dia adalah seorang 'Onee-sama'


"Tapi, itu tidak mungkin kurasa.."

Reina menenggelamkan wajahnya ke dalam air, tapi ketika dia melakukan itu Reina mendengar seseorang memasuki ruang ganti, melihat ke arah pintu semi transparent yang memisahkan kamar mandi dan ruang ganti Reina melihat sebuah bayangan datang mendekat...

"Unn Onee-chan...."

"Huh?"

itu adalah taito yang berada di depan pintu kamar mandi, Reina bisa melihat samar-samar bayangan Taito yang berdiri di depan pintu..'Ta,Ta,Taito?!!.. ke,kenapa dia berada disitu?..ja,ja.jangan-jangan dia ingin...Aaaaa!! tapi aku belum mempersiapkan perasaanku untuk hal itu, tidak.. mungkin kesempatan ini tidak akan datang untuk kedua kalinya.. aku harus siap, baik Reina tarik nafasmu dan tenanglah' menarik nafas Reina menenangkan dirinya.

"Ah, mungkin sebaiknya aku menunggu sampai Onee-chan selesai di ruang tamu..aku hanya ingin bicara"

"Aaaa!! jangan pergi!!"

"Huh?"

"Aaa.. maksudku sekarang juga nggak apa-apa"

'Cih hanya ingin bicara'. mengatakan itu didalam pikiranya Reina menenggelamkan wajahnya. Didepan pintu suara Taito terdengar samar berkata...

".. Nee chan.. aku ingin menanyakan sesuatu..."

"umm?"

duduk di depan pintu, Taito menunjukan sebuah benda yang dia bawa..meski benda itu terlihat samar karena pintu semi transparan yang memisahkan mereka Reina tetap bisa tahu benda apa yang Taito bawa

"Kenapa nee chan memiliki benda ini?..The world online game pack disk? aku menemukanya didalam tas yang nee chan tinggalkan di ruang tamu"

 Reina hanya terdiam, dia tidak tahu harus mengatakan apa. Benda yang Taito bawa saat ini adalah salah satu dari game VRMMO yang cukup terkenal The World Online, beberapa saat yang lalu Reina mendapat game itu dari agensi dimana dia bekerja, sebagai artis pemula Reina di tuntut untuk terus berusaha menaikan reputasinya, Agensi Reina juga mulai membentuk rencana mereka sendiri untuk mencapai hal itu. Setelah sukses dengan pemotretan majalah dan iklan, Agensi akhirnya membuat keputusan agar Reina membuat single pertamanya, Reina merasa jika hal itu terlalu cepat untuknya tapi dia tidak bisa mengatakan tidak pada Agensi . Setelah itu , keputusan dari Agensi mengatakn bahwa debut Reina akan di mulai di dalam sebuah game VRMMO terkenal untuk membantu menaikan famenya dan itu adalah The World Online.

Reina tahu jika dia seharusnya tidak menerima game pack disk dari agensinya, karena dia tahu jika Taito melihatnya,  benda itu hanya akan membuat Taito mengingat dunia itu lagi. Awalnya Reina hanya menerima game pack disk tersebut karena merasa tidak enak dengan manager dan direkturnya tapi sayangnya dia lupa tentang game pack disk yang dia letakan di dalam tasnya, yang lebih buruk lagi orang yang seharusnya tidak melihatnya justru menemukannya.

"Taito.. sebenarnya.."

Reina mulai menceritakan semuanya pada Taito,  tentang game pack disk tersebut dan juga tentang debut yang akan dia muali di dalam game tersebut. Tapi Taito hanya diam, dia tidak mengatakan apapun.

"Aku mengerti, ini untuk pekerjaan Reina nee..jadi nee-chan, nee chan akan masuk ke dunia itu?"

Jika boleh memilih , maka Reina akan lebih memillih untuk tidak melakukanya. Sayangnya Agensinya beranggapan membuat konser pertama yang di lakukan di dalam dunia virtual akan membuat sebuah gebrakan hebat dalam dunia intertainment, dan tidak memberikan kesempatan bagi Reina untuk berpendapat

"Unn...."

Mendengar jawaban Reina, taito menjadi diam, kemudian Taito melanjutkan..

"Umm.. Nee chan.. aku, aku ini benar-benar lemah.. iyakan?"

"huh?"

Tiba-tiba Taito membicarakan sesuatu yang lepas dari topik, dan kata-kata yang dia katakan benar-benar membuat reina bingung

"Lari dari masa lalu, mencoba melupakan semuanya, dan berusaha untuk mengubah segalanya, terus berjalan dan menghiraukan semua perbuatan buruk yang sudah aku lakukan..."

Mendengar Taito bicara Reina hanya bisa terdiam, Selama ini Reina selalu menunggu kesempatan untuk menunjukan bahwa dia pantas mejadi seorang kakak pada Taito, tapi ketika kesempatan itu tiba ,Reina justru hanya bisa diam mendengar keluhan Taito, walau bagaimanapun Reina tidak bisa membayangkan penderitaan macam apa yang sudah Taito alami di dunia itu, Reina mengencangkan genggaman tanganya karena dia merasa bahwa dia benar-benar tidak berguna saat ini..

"Hari ini aku menemui seseorang, seseorang yang membawa kenangan dari orang yang pernah menjadi hal paling berharga bagiku.. dan di saat itu juga, aku menyadari , bahwa aku ini benar-benar Egois dan bodoh, seorang pengecut yang takut untuk menghadapi kenyataan dan kesedihan. yang bahkan bisa dengan mudah melupakan orang yang selalu aku anggap sebagai orang yang paling berharga di dunia itu.. hahaha benar-benar seperti pecundang yang takut menghadapi kenyataan, pecundang yang hanya bisa melarikan diri dari kesedihan.."

Bagi Taito , saat ini mungkin dia benar-benar seorang pecundang. Orang yang bisa dengan mudah melupakan apa yang telah dia perbuat. Dia sudah menghilangkan 5 nyawa di dunia itu, melarikan diri dan menganggap itu adalah salah mereka yang menyerangnya. Terus beranggapan bahwa dia tidak bersalah karena merekalah yang menyerang lebih dulu. tapi membunuh tetap membunuh, nyawa yang hilang di dunia itu tidak mungkin kembali. Dan yang lebih buruk, Taito sudah melupakan orang yang dulu pernah dia cintai demi menghindar dari rasa takut dan bersalah yang menekanya. Di lihat dari manapun hal itu hanya bisa di katakan sebagai tindakan seorang pengecut, perasaan Taito menjadi semakin gelap seolah dia sedang terjatuh kedalam sebuah jurang dalam, namun tiba tiba sebuah suara memasuki telinganya

"Apa yang salah menjadi pengecut yang hanya bisa lari?"

 "......!!"

Itu adalah Reina yang berteriak dari dalam kamar mandi. Taito kehilangan kata-katanya mendengar Reina berteriak seperti itu, .

"Hal seperti itu tidaklah salah, karena hal itu adalah wajar..meski kau mengatakan sudah melupakan hal buruk yang sudah kau lakukan di sana, apakah itu adalah yang sebenarnya?..aku tidak percaya jika kau benar-benar sudah melupakan hal itu.."

"Nee-chan..."

  Reina benar, Taito tidak benar-benar melupakanya, Taito hanya tidak mau mengakuinya meski Taito tahu apa yang dia perbuat adalah hal buruk tapi Taito selalu menanamkan dalam pikiranya bahwa itu semua demi keadilan..sebuah keadilan yang hanya Taito yang mempercayainya, meski itu adalah hal yang salah yang bahkan orang di sekitarnya tidak mungkin bisa menerima hal itu tapi Taito akan terus menganggap hal itu sebagai hal yang benar.. itu adalah sebuah kesalahan yang Taito telah lakukan selama dia terperangkap di dunia itu, mengabaikan nyawa yang sudah dia renggut demi kebenaran yang dia percayai. Menyadari hal itu Taito tidak bisa berkata apa-apa lagi dan tanpa dia sadari air matanya sudah mengalir dari sudut matanya.

"Nee-chan.. lalu, apa yang harus aku lakukan..aku takut"

   Taito menangis, Reina menyadari hal itu. Sepertinya Taito mulai menyadari semua keselahan yang pernah dia perbuat. Reina tidak bisa membayangkan hal buruk macam apa yang sudah adiknya lakukan , tapi hal itu pastilah bukan sesuatu yang bisa di anggap enteng. melihat dari bagaimana sikap Taito saat ini.

"....."

   Reina tidak menjawab,Taito berpikir mungkinkah Reina sudah menyerah , mungkin Reina sudah menyadari bahwa Taito sudah melakukan hal yang tidak mungkin bisa di maafkan  Itu adalah apa yang taito pikirkan. Rasa takut mulai menyelimuti hati Taito. Dia merasa bahwa kakaknya akan meninggalkanya setelah pembicaraan ini selesai. Kotonoha Reina dia adalah satu-satunya orang yang bisa memandang Taito tanpa rasa takut meski dia tahu bahwa Taito adalah seorang Survivor yang di anggap sebagai orang yang telah dilatih untuk membunuh selama mereka terperangkap di dunia itu. Jika Reina tidak ada Taito tidak tahu harus bergantung pada siapa setelah itu. jika hal itu benar-benar terjadi hati dan pikiran Taito akan benar-benar rusak seperti saat dia hampir hancur karena telah menghilangkan nyawa orang lain. tapi ketika Taito memikirkan itu pintu semi transparan di belakangnya terbuka, dan sebuah lengan basah tiba-tiba memeluknya dari belakang besama sensasi lembut di punggungnya.

"Taito, aku tidak tahu jika jawaban ini tepat.. Meski apa yang sudah terjadi tidak mungkin di perbaiki, bukan berarti kau tidak bisa memperbaiki setelahnya.."

".....?"

"kau hanya perlu menerima semuanya..dan berusahalah untuk menjadi lebih baik, dan jika, jika suatu saat nanti kau merasa lemah dan tidak sanggup lagi , kau tidak perlu terus bertahan. Jika kau sedih maka menangislah, jika kau takut maka larilah tidak ada yang salah dengan semua itu..karena memang seperti itulah hati manusia. tidak peduli sekuat apapun ikatan yang di miliki manuisa, mereka tetap akan berdiri di pijakan yang rapuh. Jadi kau tidak perlu memaksakan dirimu.."

"Nee-chan..."

'aku benar-benar bodoh' tiba-tiba kalimat itu muncul di kepala Taito. Dia tahu jika kakak yang selalu dia sayangi tidak mungkin akan meninggalkanya, tapi, taito bahkan sempat berpikir bahwa kakaknya sudah menyerah denganya. Taito merasa bahwa dia benar-benar bodoh karena sudah memikirkan hal itu..

"Umm.. nee chan..aku"

"Unn..?."

"Tidak bukan apa-apa"

 "Taito.. kau hanya perlu mengingat satuhal, bahwa aku tidak akan pernah meninggalkanmu.."

"unn.. aku tahu.."

mendengar perkataan Reina,Taito membuat senyum tipis..

"Nee.chan..:"

"humm?"

"Jika aku bilang aku ingin kembali ke dunia itu... apa nee-chan akan marah?"

"Selama kamu berjanji akan kembali, nee chan tidak akan berkata apapun.."

Reina mengatakan itu, tapi lengan yang memeluk Taito justru menjadi semakin erat.. seolah Reina merasa taito akan menghilang jika Reina melpaskan tanganya..

"Hmm. aku akan pastikan itu.."

Melihat pada Pack disk di tanganya Taito kembali tersenyum..Dia sudah memutuskan, dia akan kembali ke dunia itu..mungkin disana dia tidak akan menemukan apapun karena dunia yang pernah dia tinggali sudah tidak ada lagi, tapi , dunia yang akan dia tuju tetaplah dunia yang sama dengan dunia yang perah dia tinggali.. dunia Virtual tempat dimana kenangan bersama orang itu pernah tersimpan..meski dia tidak mungkin bisa bertemu dengan "dia" ,tapi, Taito tetap ingin kesana..




Tambahan

Aincrad lantai dasar, Starting city

"Taito..."

Dari sebuah kuil seorang gadis berjalan mendekati Taito, gadis cantik dengan rambut warna karamel yang memberikan aura keibuan yang akan selalu membuat orang di sekelilingnya merasa nyaman.

Melihat taito yang membawa tumpukan bahan makanan hasil hunting di hutan sebelah utara, gadis itu memasang wajah khawatir.

"Huf.. syukurlah kukira sesuatu terjadi padamu.."

Karena Taito pergi lebih lama dari biasanya gadis itu menjadi khawatir, tapi sepertinya dia sudah merasa tenang karena Taito sudah kembali..

"Lyne.. sudah kubilang jangan memanggilku dengan nama asliku di dunia nyata!!"

Taito tampak marah mendengar Gadis bernama Lyne itu memanggilnya dengan nama aslinya..

"Mou.. tapi di sini tidak ada siapa-siapakan? lagi pula kamu juga boleh memanggilku dengan anama asliku"

"haa.. kau tahu jika ada beberapa orang yang bisa menggunakan skill Stealth?"

"Stealth?"

"itu skill yang membuatmu tidak bisa di lihat oleh player lain.."

"HEEE!!.. se,serius?"

"......"

Taito menghela nafas melihat Lyne dengan panik melihat sekeliling, kemudian dia melanjutkan..

"tenanglah aku sudah memastikan di tempat ini tidak ada orang yang melakukan itu..tapi, jangan ulangi lagi mengerti."

"Fumu!!"

Lyne mengangguk mendegar itu, kemudian wajahnya menjadi kecut saat melihat tas besar yang Taito bawa..

"Ano.. apa itu tidak berat?.."

"Umm?....ah, tidak, tidak sama sekali. Di lihat dari point STR ku berat seperti ini bukan hal yang merepotkan.."

memiringkan kepalanya Lyne menunjukan ekspresi kalau dia tidak mengerti, lagi pula dia tidak memiliki STAT yang cukup tinggi karena dia berhenti menaikan level di level 20 jadi Lyne tidak pernah merasakan kekuatanya meningkat dengan Statnya saat ini..

"Ah .. mungkin sebaiknya aku juga harus  menaikan levelku.."

"jika kamu melakukan itu kamu harus naik ke lantai berikutnya, lalu siapa yang akan memasakan makanan untuk anak-anak itu?..apa kamu berniat menitipkan mereka pada sukarelawan yang lain"

"Guh.. kau benar.. aku tidak bisa meninggalkan mereka dan merepotkan sukarelawan yang lain.."

Lyne merendahkan bahunya, dia menyadari jika dia tidak mungkin meninggalkan anak-anak itu.

"tenanglah.. kamu cukup melakukan hal yang perlu kamu lakukan.. buatlah anak-anak itu bahagia di dunia ini..jika sesuatu terjadi, biar aku yang akan mengurusnya.."

Melihat pada Taito, Lyne tersenyum..Lyne mengingat bahwa Taito yang dia temui beberapa minggu lalu benar-benar seperti orang yang bisa hancur kapanpun, tapi saat ini dia bisa melihat Taito memiliki harapan yang ingin dia gapai..

"Taito, syukurlah.. sepertinya kamu sudah pulih. Saat pertama kali melihatmu, aku merasa jika kamu akan benar-benar hancur jika aku menyentuhmu kau tahu.."

Melihat Lyne mengatakan itu dengan senyumnya. Taito merasakan perasaan hangat di dadanya mulai meluas.

"Ya..aku berterima kasih padamu..."

"Ap,apa yang kau katakan..aku tidak melakukan apapun.."

"Tidak.. aku bisa bertahan karena kamu selalu melindungiku, melindungiku dari perasaan yang hampir membuatku terjatuh kedalam lembah hitam itu.."

"Taito..."

"Jadi.. kumohon, tetaplah di sisiku dan lindungi aku.."

dengan cepat taito mengenggam lengan Lyne, dan Lyne...

Blush,...Muka Lyne menjadi merah, dia tidak pernah mengira Taito akan mengatakan hal sperti itu.

"uwawawawa.. "

".....?"

"A,aku mengerti.."

mencoba menenangkan dirinya Lyne mengatakan itu sambil menutupi mukanya yang memerah..

"Aaa.. Taito.. Ap, apa kau membenci dunia ini?"

"huh?"

Tanda  ? muncul di atas kepala Taito mendengar pertanyaan Lyne..

"Taito, sebenarnya aku tidak membenci dunia ini.. ah , benar saat pertama kali mendegar bahwa aku terperangkap di dunia ini aku benar-benar ketakutan.. tapi, setelah tinggal di dunia ini aku mulai merasa dunia ini bukanlah dunia yang patut di benci.."

mengatakan itu, Lyne menatap ke arah matahari terbenam..

"Jika, jika dunia ini sudah berakhir.. apa kita bisa bertemu lagi ya?"

"....pasti..."

"Eh?.."

Lyne terdiam, di depanya  Taito memasang tatapan tajam pada Lyne..

"Jika dunia ini berakhir kita pasti akan terpisah, tapi, tapi aku, aku pasti akan menemukanmu...dan sekali lagi.."

"sekali lagi?.."

"Sekali lagi aku akan jatuh cinta padamu.."



Note: maaf karena updatenya lama, maaf karena cerita sebelumnya sangat kacau( abis liat chapter 1 malah ketawa sendiri). maaf jika cerita yang ini juga kacau. tapi saya sudah berusaha semampu saya, keterbatasan waktu yang saya miliki membuat penyelesaian dan pengeditan saya lakukan dengan terburu-buru. jadi saya mohon maaf jika cerita saya kurang menarik dan banyak kesalahan. tapi saya hanya ingin mengatakan selamat menikmati karya saya yang saya usahakan dengan keringat(dan juga darajT_T ), semalat menikmati

5 Responses so far.

  1. Chapter kali ini kok masih kurang ya? Kurang panjang :D entah kenapa aku jadi suka pair Taito x. Reina daripada Momoka, Akira atau Lyne..
    Keren seperti biasanya kk.. Semangat

  2. makasih kk..tapi mereka kan sodara kk>,<... maaf kalo tulisan saya ga rapi.. karena saya memang mengeditnya dengan buru buru>,<..<<<<sibuk dengan pekerjaan

  3. Udah bagus kok cuma di beberapa titik doang aku gak terlalu mengerti (merasa aneh)
    Yah suka aja denga pair itu :D "brocon onee-chan" memang yg terbaik lah

  4. Good job
    Lanjutkan ceritanya kakak theo or rouge

  5. lanjutannya dong kk
    udah penasaran pengen lihat Reina, eh maksudnya ceritanya lagi heheh

Posting Komentar

    About Me

    Foto Saya
    Rouge and Theo
    its our team,Rouge and Theo Its our dream to make Fiction Hope you enjoy
    Lihat profil lengkapku

    Followers