. post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

We Write our FICTION

kita bisa menjadi Aktor,sutradara,dan produser dalam cerita kita sendiri ^.^

Background

B A C K G R O U N D

Pages


Part 1

"ka,kamu ngapain sih tarik-tarik aku!!"
"Doni, aku sudah bilangkan kalau namaku Doni, bukan 'kamu'. "

Sambil menarik Yunia masuk ke sebuah caffe aku mengatakan itu sambil menahan Yunia yang berontak.

"Aduduh, sakit ..."
"Eh? ma,maaf aku nggak maksud megang tanganmu terlalu keras."

Uuuhh, sepertinya aku udah keterlaluan deh nariknya.

"Nggak apa-apa,  tapi kamu mau ngapain ngajak aku kesini"
"Sebenernya nggak mau ngapa-nagapain sih, cuma mau istirahat bentar aja, lagi pula kamu sakit kan?
"Eeh, sakit?"

Kok dia malah jadi bingung?

"Gini, maaf nih ya, tapi warna rambut sama mata kamu itu asli kan?"

Dan Yunia mengangguk waktu aku nanyain itu.

"Jadi kalau itu asli berarti itu ke abnormalan dalam gen kamu kan?"

Kemudian dia menggangguk untuk kedua kalinya?

"Dengan kata lain itu penyakit?"
"Bukan?!!!"
"Eh? Serius?"

Dia mengangguk untuk ketiga kalinya sebelum dia mulai bicara.

"Dulunya sih papa sempet ngira kalau aku ini Albino tapi sebenernya bukan soalnya mataku nggak merah."
"Terus apa dong?"

Dan saat aku menanyakan itu, dia menjadi diam dan tidak menjawab.
Bener juga, bertanya tentang masalah orang sampai sejauh ini memang udah ketrlaluankan?

"Maaf, aku kebanyakan tanya ya?"
"Unn, nggak apa-apa?"

Dia menjawab sambil menggelengkan kepalanya.
Begini lagi, dia selalu bilang nggak apa-apa setiap kali aku minta maaf setelah membuat kesalahan.

"Yun, harusnya kamu marah kalau aku udah nyinggung kamu."
"Eh? tapi kan kamu udah minta maaf."
"Aaahh.....serah kamu deh."

Aahh, aku beneran nggak bisa ngertiin gadis ini, aku tahu dia itu sabar, tapi sabar juga ada batasnya tahu.
Aku jadi khawatir sama dia.

"Kalau kamu nggak nyaman karena nggak bisa ngertiin aku ya nggak usah deket-deket aku dong, kamu juga nggak perlu ngawatirin orang macam aku"
" Lho kok tiba-tiba kamu bilang gitu?"

Dan saat aku mengatakan itu, Yunia berdiri terus langsung jalan cepat keluar cafe. Ugh , kalimat itu lagi, bisa nggak sih dia berhenti ngerendahin dirinya sendiri seperti itu?!

"Tu, tunggu bentar Yun?"

Aku memnanggilnya sambil berlari mengikuti tapi dia tidak mau berhenti mendengarku.



part 2

Sejak kecil aku tidak bisa mengerti, kenapa aku selalu di anggap berbeda.
Namaku Saraswati Nuratika, seorang gadis biasa dengan hidup yang biasa aja, harusnya sih gitu, tapi sejak kecil teman-temanku selalu menganggapku spesial.

Bahkan ada beberapa teman laki-laki yang dengan tegas bilang kalau mereka adalah fansclubku waktu SMP.
aku benar-benar nggak bisa mengerti mereka, maksudku aku bukan Idol atau aktris, aku cuma cewek biasa yang pengen melewati hidup sekolah yang menyenangkan.

Aku nggak mau mereka menganggapku spesial seperti ini, aku cuma pengen mereka ada di saat aku butuh dan juga membutuhkanku saat mereka butuh.
Aku nggak mau mereka mengistimewakan aku seperti sekarang.

"haaahhh..."

Mendesah pelan aku memperhatikan cowok-cowok itu mengikutiku sambil bersembunyi.
Aku ingin menegur mereka, tapi jika aku melakukanya,  mereka akan  mengatakan bahwa mereka hanya ingin melindungiku.
Emang aku ini apaan sih di mata mereka?
Tapi,  karena itu juga aku nggak bisa marah sama mereka, aku senang mereka memperhatikanku tapi, bukan seperti ini caranya...

"Udah cukup aku nggak tahan lagi...."

Biasanya aku hanya akan menghiraukan mereka dan mengatakan hal seperti "siapa mereka aku tidak mengenalnya" atau "kenapa mereka berada disana" untuk pura-pura tidak tahu apapun ketika ada orang bertanya.

Tapi kali ini aku udah nggak tahan lagi, dan karena itu aku meningalkan mereka dengan berlari sekencang yang aku bisa.
Dan~ aku berakhir masuk ke Mall ini.
Jujur aku sendiri nggak tahu mau ngapain di sini.
Tapi kalau udah sampai sini paling nggak aku harus jalan-jalan bentar sebelum pulang kan?
Dari pada dirumah cuma diam, kalaupun jalan-jalan ke luar pasti cowok-cowok itu bakalan mgikutin aku lagi.

Dan saat itu aku melihat seseorang yang aku kenal.
Nggak, sebenarnya aku belum kenal, kami baru ketemu pagi ini, bahkan aku belum tahu namanya.

"Eh Dek Junior!!..."

Dan tanpa sadar aku memanggilnya...
Ya, Dek Junior, seperti itulah aku memanggilnya.

"Uh? Kak Saras?!"

Dan dia membuat ekspresi rumit saat melihatku menghampirinya.
Eh? tu,tunggu ada seseorang di sampingnya? seorang gadis cantik dengan rambut perak kebiruan dan mata biru yang indah...

"Wow, cantik banget..."

Ya secara reflek aku bilang begitu tapi kayaknya mereka nggak denger apa yang aku bilang sih...

"Ciee,,, Dek Junior lagi Ngedate nih?"
"Ugh? ng, nggak... Kak saras salah paham..."

Saat aku mengatakan itu pada Dek Junior, malah gadis berambut perak itu yang menjawab.
Eh? dia kenal aku?

"Lho kamu kenal aku?..."

Aku bertanya pada gadis itu.

"Ah, itu... aku... guu, maaf aku mau pulang dulu..."
"Eh! pulang sekarang? mau aku anterin? "

Gadis itu menjadi bingung saat mendengar pertanyaanku...
Dan dengan mengabaikan Dek Junior yang ingin mengantarnya dia berlari meninggalkan kami.

"Eh? aku salah ya?"
"Nggak, kak saras nggak salah kok..."

Sambil tersenyum kecut Dek junior menjawab pertanyaanku dengan ramah, tapi ekspresi rumit di wajahnya masih belum hilang.

"Dek Junior, maaf, aku udah bikin pacarmu marah ya?"
"Eeh? tunggu kak, dia itu bukan pacarku lho..."
"Lah terus kalian ngapain dong berduaan kalau nggak pacaran?"
"Kami tadi cuma kebetulan ketemu terus ngobrol bentar kok"

Oh gitu, jadi mereka nggak ada hubungan apapun ya...

"Nah kalau begitu..."
"Umm? kenapa kak?..."
"Temenin kakak jalan bentar ya?"

Dan saat aku menanyakan itu, muka Dek Junior langsung jadi merah padam...
Uuu... Imut banget...
BTW Dek Junior punya muka yang cukup manis lho...

"Nggak, nggak, nggak!"
"Eeehh!... kenapa? jahat banget sih Dek Junior."
"Nggak bukan gitu... aku cuma..."
"Padahal tahu kalau kakak kelasnya lagi kesepian tapi juniornya nggak mau nolongin dasar jahat"
"Eeh?!!... Bentar kak..."
"Harusnya Dek Junior bilang " kemarilah aku akan menghangatkanmu dengan pelukkanku" gitu"
"Pria keren macam apa aku sampe bisa bilang begitu!!"

Ini aneh, aku baru aja ngobrol sama dia pagi ini, tapi aku merasa nyaman deket sama Dek Junior.
Apa karena dia emang enak di godain ya?

"Makanya temenin kakak bentar ya, ya....."
"Tapi cuma bentar doang ya?"
"Iya,iya.. yuk jalan..."
"Be,bentar..."

Setelah Dek Junior setuju aku langsung mendekap erat lenganya, Eksprsi Dek Junior semakin rumit dan dia berusaha menarik lenganya, tapi aku mengabaikan itu dan terus menariknya.
Entah kenapa aku nggak bisa puas melihat ekspresi lucunya...
Apa aku juga akan merasakan hal yang sama ya kalau aku melakukan ini sama orang lain?

"Kak Saras?..."
"Ummm?"
"Nggak, aku cuma  pingin tahu apa yang kakak lakukan di sini?"
"Oh!...."
"Oh?"
"Aku nggak tahu...."
"Apa!!..#(*(#(#()"

Karena sejak awal aku kesini hanya untuk sembunyi dari cowok-cowok itu...

"Nggak usah di pikirin deh..."
"Ugh..."

Ummh, sepertinya aku bikin Dek Junior jadi nggak mood deh, Ok waktunya cari topik untuk bicara!

"Eh Dek junior udah siap buat ujian kenaikan kelas?"
"Heh?! Tapi kita kan baru aja selesai liburan semester kak!"
"Guu..."

Uuuu, gagal!!
Udah jelas gagal kan ya? padahal baru aja semesteran masa langsung ngomongin ujiian kenaikan!
Uwah, gimana nih!!

"Aaa!! anu lalu gimana ujian semester kemarin? nilainya bagus?"
"...."

Dan saat menanyakan itu itu muka dek junior langsung jadi pucat, dan dia langsung memalingkan wajahnya.
Hiiiiieee!! aku salah ngomong ya!!
Aduh gimana nih, sepertinya aku udah bikin Dek Junior marah, gawaaaattt!
Ok aku harus cari topik lain, aku nggak boleh menghancurkan suasana di sini.
Uuuhh apa yang harus aku lakuin?!
Dan saat aku lagi mikir...

"Doni..."
"Eh?..."
"Namaku Doni kak, jangan panggil aku Dek Junior terus dong, kan aneh rasanya..."
"Umm, Doni...?"

Eh? dia memperkenalkan dirinya?...

"Aaa~ aku Sarasawati..."
"Udah tahu..."
"Eh, udah ya..."

Mungkin karena aku dulunya adalah ketua OSIS jadinya banyak yang tahu.

"Mmmhh, tapi aku panggilnya Dek Junior aja ya..."
"Heh?! namaku di kacangin nih?"
"Nggak di kacangin kok, cuma akukan memang senior jadi nggak masalahkan kalau aku panggilnya begitu."
"Setahuku cuma Kak Saras deh yang panggil Juniornya dengan nama Dek Junior..."
"Nggak semua kok, sebenernya cuma kamu aja yang aku panggil begitu..."
"Haaahhh... aku ngerasa di diskriminasi..."

Sudah kuduga, memang beda, kalau bicara sama Dek Junior memang rasanya beda.
Trus yang lebih penting dia juga enak buat di kerjain.

"Yaudah gini aja, Aku tetep panggil kamu Dek Junior, terus sebagai gantinya kamu bisa panggil aku Mbak Senior, gimana?"
"Nggak makasih..."

Di tolak mentah-mentah?!

"Uuu~ jahat banget di tolak tanpa di pikir dulu..."
"Habisnya Kak Saras idenya aneh gitu...Tunggu, kenapa Kak Saras malah senyum-senyum gitu?..."
"Nggak aku cuma mikir, sepertinya kita cocok deh kalo jadi pacar..."

Blush*

Eh mukanya jadi merah lagi, ahaha...

"Kak, bercandanya jangan ngelantur deh..."

Ah, dia jadi marah...
Tapi,...

"Sebenernya serius juga nggak masalah kok..."

Dan tiba-tiba aku mnggumamkan itu...

"Eh , Kak Saras ngomong sesuatu?"
"Nggak, nggak ngomong apa-apa kok!!"
"Oohh..."

Hampir aja!!, huah aku keceplosan...
Kita baru aja ketemu, baru kenal malahan, kalau Dek Junior denger aku bilang gitu past dia bakal mikir kalau aku ini murahan.
Uhaaaa... nggak boleh, nggak boleh, nggak boleh!

Kalau mau sampai ke tahap itu, kita harus saling mengerti dulukan, abis itu baru mulai jalan bareng dan akhirnya menyatakan perasaan masing-masingkan?
Heh? kok aku jadi mikir begituan!!

"Eh? kak Saras nggak apa-apa?, kok mukanya jadi merah?..."
"Huh?"

Eeehhh.. mukaku jadi merah ya?!
Aduuuhh kok aku jadi salah tingkah sendiri sih...

Dan saat aku masih kepanikan, tiba-tiba suara seorang gadis memasuki telingaku...

"Mas Doni ngapain siapa cewek itu?!..."

Dan saat aku melihat kearah suara tersebut, disana berdiri seorang gadis berseragam SMP.
Memiliki wajah yang sangat manis dengan rambut di potong seleher, rambut berwarna castanyenya terlihat sangat lucu dengan gaya kucir samping yang dia gunakan.

"Eh! Rusti ngapain kamu disini..."

part 3


"Eh Rusti ngapain kamu disni?"

Secara reflek aku mengatakan itu karena melihat Rusti yang tiba-tiba muncul di depanku...

"Sebelum itu Mas, tolong jelasin siapa yang rambutnya putih tadi,  juga siapa cewek disamping Mas Doni seakrang? Trus Ngapain dia peluk-peluk Mas Doni? Ngapain kalian ketawa-ketiwi begitu "
"Anu, tanyanya bisa satu satu?"
"Gak!!"

Guu, Dia marah, tapi kenapa ya?

"Hiyaaa, nggak mau..."

Karena perkataan Rusty aku jadi reflek mendorong Kak Saras Menjauh, tapi bukanya menurut dia malah memeluk lenganku semakin erat...
Aku bisa merasakanya, benda lembut itu...
Nggak yang lebih penting kenapa Kak Saras nggak mau lepasin tanganku sih!?
Dan saat aku melirik Kak Saras...

"Pheee*"

Dia menjulurkan lidahny!!
Aku dikaerjain!!!
Dia kenapasih suka usil gini?!!

"Gini, Rus, ini ada penjelasanya."
"Apa? apa lagi yang mau di jelasin."
"Bentar, kenapa juga aku harus jelasin sesuatu?"
"..."

Benar, sejak awalkan kita cuma kakak adek biasa, ngapain juga aku harus takut sama Rusti.

"Hmmp!!"

Dan tanpa bilang apa-apa, Rusti berbalik trus langsung pergi sambil cemberut .
Dia kenapa sih?

"Eh dia pergi?, Dek junior aku udah keterlaluan ya becandanya, aku kejar dia dulu."
"Tunggu, kak nggak usah di kejar."
"Tapi pacamu..."
"Dia bukan pacarku kok, dia itu adekku."
"Eh adek?!! Tapi, tadi..."
"Aku juga nggak tahu, biasanya dia nggak begitu."

Sebenarnya Rusty kenapa sih?
Sambil memikirkan itu, aku masih mencoba mendorong Kak Saras yang masih nggak mau melepas tanganku.




*      *      *


Berjalan cepat seolah sedang di kejar sesuatu, meski begitu Rusti sadar kalau sebenarnya dia nggak perlu berjalan sampai seperti itu.

"Uuuhh, aku kenapa sih, kok aku jadi begini."

Berhenti di sebuah persimpangan Rusty mengatakan itu pada dirinya sendiri.

"Tapi...Mas Doni tadi sama siapa ya, cewek itu cantik banget."

Dan saat dia mengatakan itu bayangan kakaknya yang sedang dipeluk sama cewek cantik nggak di kenal muncul di kepalanya.

"Mmmhh...Aku beneran nggak ngerti, kok Mas Doni bisa jalan sama cewek secantik itu ya? padahal Mas Doni kan mukanya kaya cewek gitu, nggak pinter dalam pelajaran, olah raga juga nilainya pas-pasan,  dia juga payah, susah bangun pagi, juga nggak punya keahlian khusus."

Mengatakan itu, Rusty melihat barang yang sedang dia bawa di tangan kanannya.

"Padahal aku udah susah-susah cariin kue yang enak, tapi dia malah..."

Hari ini Rusti mendapat uang tambahan dari tempat dia kerja paruh waktu karena membantu di luar hari kerjanya, karena itu Rusti ingin membeli kue buat kakak dan ibunya, tapi sepertinya Doni memiliki acara sendiri setelah pulang sekolah.
Dan entah kenapa Rusti merasa nggak nyaman melihat kakaknya yang mulai berubah.

"Uuuhh, kok aku jadi kepikiran terus sih, bukanya bagus ya kalau Mas Doni udah mulai berubah,mungkin cewek itu bisa bikin Mas Doni jadi lebih rajin bangun pagi sama ilang malasnya. Kan kalau beneran bisa aku jadi nggak usah bangunin dia tiap pagi."

Benar, harusnya memang seperti itu, tapi saat Rusti mengatakan itu pada dirinya sendiri, dia merasakan ada perasaan aneh di dadanya.

"Kok di bagian sini jadi agak sakit ya?"

Mengatakan itu Rusti meletakan tangan kirinya di dadanya.

0 Responses so far.

Posting Komentar

    About Me

    Foto Saya
    Rouge and Theo
    its our team,Rouge and Theo Its our dream to make Fiction Hope you enjoy
    Lihat profil lengkapku

    Followers